Banjaran Cerita Pandawa (27) Pandawa Dulit

Arjuna menghadap Abiyasa untuk memohon restunya (karya Herjaka HS), gambar ini diambil dari http://wayang.wordpress.com/2010/07/19/banjaran-cerita-pandawa-33-pandawa-dulit/

Banjaran Cerita Pandawa (27) Pandawa Dulit

Prabu Duryodana duduk di atas singhasana, dihadap oleh Patih Sakuni, Pendeta Durna, Dursasana, Burisrawa, Citraksa dan Citraksi. Raja merundingkan rencana pembunuhan terhadap Bima. Bima akan dimasukkan ke sumur Jalatundha. Sakuni ditugaskan menghadap raja Ngamarta, minta agar Bima datang di Ngastina untuk diangkat menjadi Adipati di Gajahoya. Perundingan selesai, Patih Sengkuni minta diri, Raja masuk ke istana permaisuri.

Prabu Duryodana masuk ke istana permaisuri disambut oleh permaisuri. Raja bercerita tentang rencana untuk mengundang para Pandhawa. Kemudian raja bersamadi.

Patih Sakuni bersama beberapa warga Korawa berbicara tentang rencana kepergian ke Ngamarta. Setelah siap mereka berangkat.

Yudisthira berbincang-bincang dengan Bima, Nakula, Sadewa dan Gathotkaca. Tengah mereka berbincang-bincang, datanglah Patih Sakuni. Patih Sakuni minta agar Bima diperkenankan untuk dinobatkan menjadi Adipati di Gajahoya. Yudisthira dan adik-adiknya menyetujui dan bersama-sama pergi ke Ngastina.

Yudisthira sesaudara diterima oleh Duryodana. Bima ditempatkan di Gajahoya. Yudisthira diminta bertempat di Ketandhan, menjadi Lurah Pasar. Nakula dan Sadewa ditempatkan di belakang kerajaan, disuruh menjadi penggembala itik.

Arjuna menghadap Bagawan Abiyasa, minta agar sang bagawan menghadiri penobatan Bima menjadi Adipati di Gajahoya. Bagawan Abiyasa tidak bersedia menghadiri penobatan. Arjuna minta diri dan mohon doa restu. Arjuna kembali ke Ngamarta diikuti para Panakawan.

Perjalanan Arjuna lewat di tengah hutan. Tiba-tiba dihadang oleh raksasa suami isteri. Terjadilah perkelahian. Raksasa berdua musnah terkena panah Arjuna, kemudian muncul Bathara Kamajaya dan Dewi Ratih. Arjuna dan Panakawan datang menghormat, Bathara Kamajaya memberi tahu bahwa Duryodana telah menipu saudara-saudara Pandhawa. Setelah memberitahukan hal tersebut, Bathara Kamajaya dan Dewi Ratih kembali ke Kahyangan. Arjuna meneruskan perjalanan.

Dursasana mencoba akan membunuh Dwijakangka, nama lain dari Yudisthira, tetapi gagal. Karena Dwijakangka tidak dapat dilukai dengan jenis senjata apapun. Dursasana melarikan diri, karena merasa tidak mampu membunuh Dwijakangka.

Duryodana sedang dihadap oleh para Korawa, Patih Sakuni dan Pendeta Durna. Arjuna datang dengan mengacungkan keris, akan membunuh Duryodana. Pendeta Durna membujuk agar Arjuna menyarungkan kerisnya. Dikatakan, bahwa Bima dikurung di Gajahoya, sebab ia akan dinobatkan menjadi adipati.

Banowati menemui Kunthi dan kedua anaknya, Nakula dan Sadewa. Ia menyampaikan suguhan untuk mereka. Duryodana ikut menemui Kunthi dan dua anaknya. Nakula dan Sadewa bangkit marahnya, Duryodana dipukul dengan batu dan mengenai kepalanya.

Arjuna menyamar sebagai penjual kinang atau kapur sirih di pasar. Baladewa, Banowati, dan para abdi membeli sirih dengan perlengkapannya.

Pendeta Durna menyuruh para Korawa agar mencuri gada Bima. Gada Bima ditunggu oleh Bajobarat. Para Korawa diserang oleh Bajobarat. Para Korawa ketakutan, mereka melarikan diri.

Bima dan Arjuna menemui Duryodana. Mereka mendakwa kejahatan Duryodana. Para Korawa mencoba meredakan kemarahan Bima. Terjadilah perkelahian. Bima dan Arjuna dikeroyok oleh para Korawa.

Prabu Kresna merelai permusuhan Korawa dan Pandawa. Mereka mengadakan perdamaian.

Selanjutnya Pandawa dan Korawa mengadakan pesta perdamaian

R.S.. Subalidinata
Pakem Balungan Lampahan Ringgit Purwa, Naskah PB A44:99-102

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
coompax-digital magazine