Kapi Jembawan, diambil dari http://www.flickr.com/photos/nirmalasari/
KAPI JEMBAWAN
Jembawan adalah putra Resi Pulastya dari pertapan Grastina. Ia menjadi pengasuh Subali/Guwarsi, putra Resi Gotama dengan Dewi Indradi/Windradi. Dalam peristiwa rebutan Cupumanik Astagina, Jembawan ikut terjun kedalam telaga Sumala dan berubah wujud menjadi kera.
Saat terjadi perselisihana antara Subali dengan Sugriwa memperebutkan Dewi Tara dan kerajaan Gowa Kiskenda, Jambawan kembali ke pertapaan Grastina ikut mengasuh Anoman yang setelah ditinggal mati ibunya, Dewi Anjani, diasuh oleh Kapi Saraba. Setelah Anoman besar, mereka kemudian mengabdi kepada Prabu Sugriwa di Gowa Kiskenda.
Dalam perang besar Alengka, Jembawan ikut terjun di
rupa menjadi Laksmana palsu yang berhasil merayu Dewi Trijata. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh seorang putri bernama Dewi Jembawati yang setelah dewasa memjadi istri Prabu Kresna, raja negara Dwarawati.
Setelah perang Alengka, Jambawan dan keluarganya hidup di pertapaan Gadamadana. Ia hidup sebagai brahmana. Resi Jambawan meninggal dalam usia lanjut, jenazahnya dimakamkan di pertapaan Gadamadana. (Artikel ini diambil dari http://www.posmo.net/RUBRIK/424/pakeliran.html).