ALAP-ALAPAN DURSILAWATI
Pada suatu hari Prabu Suyudana kehilangan adiknya putri yakni Dursilawati yang telah bertunangan dengan Jayadrata. Untuk itu sang Raja mengutus Adipati Karna yang diikuti Kurawa mencari putri itu. Di perjalanan bertemu dengan Kala Bancuring, Kala Mingkalpa dan Kala Pralemba utusan Prabu Kuranda Geni dari Tirtakadasar, yang ingin pergi ke Astina dan terjadi perkelahian.
Sementara Arjuna yang diikuti Semar, Gareng, Petruk sedang lewat di tengah hutan tiba-tiba mendengar tangis wanita yang berada di atas punggung gajah yakni Dursilawati. Tanpa pikir panjang Arjuna segera memberi pertolongan dengan melepaskan panah angin untuk mengusir gajah itu serta membebaskan sang Putri, yang selanjutnya akan dibawa ke Astina. Namun diperjalanan Arjuna diserang oleh Kurawa dan ditangkap, diikat kemudian ditahan di Astina.
Prabu Kurandageni yang mendengar berita bahwa bala tentaranya terbunuh maka ia mengutus emban Kepetmega untuk menculik Dursilawati. Perjalanan Kepetmega membuahkan hasil sehingga membuat gusar Prabu Suyudana. Untuk itu ia minta pertolongan Arjuna agar dapat menemukan kembali Dursilawati. Kali Arjuna sanggup tetapi ia minta Jayadrata mengikutinya dan kedua ksatria itu menuju Tirtakadasar.
Setelah tiba ditempat penyekapan Dewi Dursilawati, Arjuna mengajukan pertanyaan, apakah Dursilawati bersedia menjadi istri Jayadrata. Setelah mendapat jawaban yang pasti maka Jayadrata diminta membebaskan sendiri Dursilawati di ruang Prabu Kuranda Geni.
Akhirnya Arjuna dapat membunuh Kuranda Geni dan membebaskannya dan dibawa ke Astina. Maka Suyudana mengawinkan pasangan itu. Sedangkan gajah yang menculik Dursilawati datang tetapi dapat dibunuh Bima. (Artikel ini diambil dari http://wayang.wordpress.com/2010/03/10/alap-alapan-dursilawati-2/).