PARA ISTRI ARJUNA 9: DEWI SUPRABA

Gambar Dewi Supraba diambil dari http://wayangwayangbharatapandawa.blogspot.com/

Supraba

Dewi Supraba adalah tokoh dalam cerita Mahabharata yang merupakan bidadari dari kahyangan Jonggringsaloka dan dianggap sebagai ratu bagi para bidadari lainnya. Meskipun sering disebut-sebut sebagai puteri bungsu Batara Indra (dua puteri lainnya adalah Dewi Tara dan Dewi Tari), ia sesungguhnya berasal dari cahaya yang kemudian pecah menjadi tujuh rupa, yaitu dirinya dan para rekan bidadari (Tilottama, Warsiki, Surendra, Gagarmayang, Tunjungbiru, dan Lenglengmulat).

Dikisahkan sebagai tokoh wanita yang tercantik dalam dunia pewayangan, Dewi Supraba sering menjadi objek cinta dari para asura atau raksasa yang kemudian berniat menyerbu dan merusak kahyangan jika lamaran mereka ditolak. Para raksasa yang berniat mempersuntingnya antara lain Prabu Naga Pracona (dalam kisah "Kelahiran Gatotkaca"), Prabu Nilarudraka (dalam kisah "Asmaradahana"), dan Prabu Niwatakawaca (dalam kisah Arjunawiwāha).

Supraba dalam kisah Arjunawiwāha

Dalam kisah Arjunawiwāha, bersama keenam bidadari rekannya, Dewi Supraba berusaha membangunkan Bagawan Mintaraga (Arjuna) dari laku tapanya di puncak Gunung Indrakila untuk mendapatkan senjata sakti dari dewata guna menghadapi musuh-musuhnya dalam perang besar antar keturunan Bharata (ini terjadi saat Pandawa dan Dropadi menjalani hukuman pengasingan selama dua belas tahun di hutan). Namun keteguhan hati Sang Bagawan tak tergoyahkan. Usaha ketujuh bidadari itu menjadi sia-sia.

Akhirnya Arjuna mendapatkan sepucuk panah mahasakti bernama Pasupati dari Batara Guru sendiri atas keunggulannya dalam laku tapa. Namun sebuah tugas berat mesti dipikulnya. Arjuna harus menghancurkan kekuatan Prabu Niwatakawaca yang mengancam dan menyebarkan ketakutan di dunia manusia dan para dewa, dan hanya dapat dihancurkan oleh manusia sakti yang mampu menahan semua nafsu duniawinya.

Dewi Supraba menjadi duta para dewa untuk mendampingi Arjuna ke kerajaan Manimantaka untuk mencari rahasia kematian Prabu Niwatakawaca dengan berpura-pura bersedia menjadi istrinya. Kali ini usaha Dewi Supraba berhasil karena ia berhasil membuat Prabu Niwatakawaca menyebutkan rongga mulutnya sebagai rahasia kematian. Arjuna, yang selama percakapan antara sang bidadari dengan sang asura menyembunyikan diri dengan membuat dirinya tak terlihat, kemudian bertindak mengalihkan perhatian Prabu Niwatakawaca dengan menghancurkan gerbang istana sehingga menimbulkan kegaduhan.

Prabu Niwatakawaca meninggalkan Dewi Supraba dalam kamar seorang diri untuk memeriksa sumber keributan itu. Kesempatan ini digunakan oleh sang bidadari untuk terbang meninggalkan istana menyusul Arjuna. Setelah mengetahui rahasia kematian sang asura, Arjuna memimpin pasukan kahyangan menghancurkan kekuatan Manimantaka dan menewaskan Prabu Niwatakawaca dengan panah sakti Pasopati.

Sebagai hadiah kemenangannya Arjuna dinobatkan sebagai raja kahyangan dengan gelar Prabu Kiritin (yang berarti "tiara permata") dengan Bidadari Dewi Supraba sebagai permaisurinya. Arjuna tinggal di kahyangan selama tujuh tahun masa pembuangannya.

Pernikahannya dengan Dewi Supraba membuahkan seorang putera, yaitu Prabakusuma, yang kelak akan ambil bagian dalam perang Bharatayuddha. Namun ada pula versi yang menceritakan pernikahan ini dianugerahi dua orang putri kembar, Pergiwa dan Pergiwati (yang kelak dipersunting Gatotkaca dan Pancawala).(Artikel ini diambil dari http://id.wikipedia.org/wiki/Supraba).

DEWI SUPRABA VERSI WAYANG PURWA

DEWI SUPRABA adalah bidadari yang sangat terkenal karena kecantikannya. Ia masih keturunan Dewi Kanika, putri Sanghyang Taya, adik Sanghyang Wenang. Banyak titah Arcapada yang tergila-gila ingin memperistri Dewi Supraba. Dengan mengandalkan kesaktian, mereka nekad datang melamar ke Suralaya dengan pertaruhan nyawa.



Dari sekian banyak titah Arcapada yang sangat bernafsu dan juga karena dendam ingin memperistri Dewi Supraba adalah Prabu Niwatakawaca, raja raksasa negara Manikmantaka. Mata kanan Prabu Niwatakawaca yang waktu mudanya bernama Arya Nirbita menjadi buta karena ditusuk dengan kacip (pemotong buah gambir ) oleh Dewi Supraba saat ia sedang mengintip tingkah pola para bidadari di kahyangan Kaideran. Prabu Niwatakawaca yang sangat sakti dan tak terkalahkan oleh para dewa, akhirnya mati oleh panah Pasopati yang dilepas Arjuna, setelah rahasia kesaktiannya/kematiannya berupa noktah hitam dilangit-langit mulutnya diceritakan sendiri kepada Dewi Supraba.



Oleh Sanghyang Manikmaya, Dewi Supraba dihadiahkan kepada Arjuna yang atas jasanya membunuh Prabu Niwatakawaca dinobatkan sebagai raja Kaideran bergelar Prabu Kariti. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh seorang putra yang diberi nama ; Prabakusuma. Dewi Supraba adalah salah seorang bidadari upacara Suralaya yang terdiri dari tujuh orang, yaitu ; Dewi Supraba, Dewi Lenglengdanu, Dewi Gagarmayang, Dewi Tunjungbiru, Dewi Irimirin, Dewi Warsiki, dan Dewi Wilutama (Artikel ini diambil dari http://sudarjanto.multiply.com/photos/photo/240/23).

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
coompax-digital magazine