KISAH DEWI TRIJATA

Ilustrasi bebas Anoman dan Trijata, gambar diambil dari http://gallerykunderemp.blogspot.com/2008_05_01_archive.html

Trijata, gambar ini diambil dari http://www.efn.org/~qehn/wayang/puppets/index.htm

Perawan Disarang Raksasa (Kisah Dewi Trijata)
Disebuah kerajaan yang penuh dengan mahluk -mahluk mengerikan. Tidak semengerikan bom bali yang merenggut nyawa banyak orang memang, tapi cukup untuk membuat bulu kuduk berdiri. Negara adidaya dan penuh kuasa, yang dipimpin oleh seorang raksasa bermata genit dan berlibido tinggi ketika bertemu dengan gadis cantik.
Raja yang sangat berkuasa tersebut berjuluk The Ten Face Rahwana. Seorang raksasa yang memiliki karunia kekuatan dan kekuasaan. Sehingga para dewa pun enggan terlibat secara langsung untuk mengurusnya. Dari sini tampak kepengecutan para dewa, karena hanya berani mengutus orang lain atau titisannya untuk menyelesaikan segala permasalahan didunia. Kalau memang itu tugas seorang dewa tentunya tidak berbeda jauh dengan pemerintah korup yang berkuasa. Mau enaknya saja disembah, tanpa mempedulikan masyarakatnya.
Raja raksasa ini memiliki seorang adik bernama Gunawan Wibisana. Tidak seperti kakak-kakaknya yang berwujud raksasa, Raden wibisana ini berwujud manusia. Dan seperti halnya manusia tentu secara tingkah laku dan pikirannya jauh lebih baik daripada bangsa raksasa (bener ga ya ?). Raden wibisana ini dianugrahi seorang putri nan cantik jelita –yang juga berwujud manusia– Bernama Dewi Trijata.
Sang dewi inilah yang nanti ditugasi oleh rahwana untuk menjadi pengasuh korban penculikannya, Dewi Shinta. Ada beberapa alasan mengapa rahwana menunjuknya untuk mengasuh pujaan hatinya. Salah satunya karena wujud manusianya yang tentunya akan membuat sang pujaan hati merasa lebih nyaman. Wah jadi iri, seorang raksasa saja sampai begitu memperhatikan korban penculikannya. Tidak seperti manusia yang hampir selalu menganiaya bahkan sampai membunuh korban yang diculiknya.
Jadi bingung saya mana yang lebih baik, Raksasa, kera atau manusia ? Raksasa berwujud buruk rupa tapi setelah anda mengenal Kumbakarna, anda tentu tidak setuju, dia lebih patriotis daripada para politikus yang berjanji akan memperhatikan rakyat ketika sudah terpilih. Bangsa kera ? kesetiaan mereka lebih teruji kala mau menyerbu Alengka meski mereka sebenarnya tidak berkepentingan dalam urusan cinta segitiga antara Rama, Shinta dan Rahwana.
Sedang manusia ? Rama, meski dengan alasan yang mulia tidak seharusnya memanah Prabu subali dari belakang. Dan menggunakan Raden Sugriwa sebagai umpan, pantes dia sempat dilupakan oleh Raden sugriwa ketika hendak meminta tolong membantunya merebut istri orang. Ndak bisa jaga istri sendiri tapi malah ikut membantu merebut Dewi Tara dari tangan subali, plus membunuhnya pula.
Kembali ke dewi trijata, sosok perempuan cantik ini sungguh dapat menggetarkan jiwa setiap lelaki. Betapa tidak seorang perempuan yang betah hidup di lingkungan yang , kalau orang bilang “amit - amit jabang bayi“. Tanpa sedikitpun berkeluh kesah, dan tidak terpengaruh akan kehidupan liar ala raksasa. Mabok- mabokan sambil menari- nari dan kemudian kekamar untuk bermesra- mesraan. Benar - benar mirip suasana di klub dan pub malam, heran kan ? Seheran Anoman ketika berkeliling alengka mencari letak dewi shinta disembunyikan.
Setiap kali Rahwana hendak menyakiti atau memaksa Dewi Shinta memenuhi hasratnya selalu ada dewi trijata yang menjadi tameng. Akan selalu ada dewi penolong seperti dia, yang mampu mengingatkan uwanya rahwana ketika sedang kalap.
Setia menghibur dewi shinta ketika dilanda penyakit rindu akan suaminya, dan selalu siap jadi tong sampah, meski suami orang yang dijaganya kelak akan membumihanguskan tanah kelahirannya. Benar - benar pahlawan tanpa tanda jasa. Mungkinkah dulu RA kartini mendapat inspirasi untuk memberontak dan memperjuangkan wanita dari dewi yang satu ini ?
Dewi Trijata, perempuan hebat dalam sarang raksasa. Dewi kebajikan disekitar angkara murka. Membuktikan bahwa perempuan bukan hanya sekedar barang yang bisa diperjualbelikan melalui proses pernikahan, (baca Tulisan sebelumnya). Terbukti bahwa dari jaman pewayangan wanita memiliki peran penting dalam kehidupan.
Berani mengingatkan penguasa, meski masih sekeluarga dan lebih tua bahkan dari ayahnya sekalipun. Contohnya ketika sang prabu rahwana sedang kalut sehingga tertarik untuk menyakiti dewi shinta. Dengan lantang dia berdiri menghadapi para ajudan rahwana yang hendak melukai dewi shinta.
“Kalian raksasa bodoh , mau - maunya diperintah oleh uwa rahwana yang sedang kalut !! menurut saja kalian sama perintah uwa, seumpama kalau disuruh terjun ke sumur kalian juga akan menurut ? dasar bodoh tidak berguna, kalian tau kalau uwa ku sedang kalut ? Bukannya mengingatkan malah mengiyakan perintah - perintah ga jelasnya ! “
Beriku tadi salah satu contoh kekuatan jiwa sang dewi ketika hendak menolong dewi shinta dari bahaya. Dengan lantang dan berani dia berdiri diantara dewi shinta yang ketakutan sambil membawa pisau dan ajudan - ajuan rahwana yang siap memberi pelajaran pada shinta akibat penolakannya terhadap junjungan mereka rahwana. Di jaman sekarang ini mana ada cewe yang seperti itu ? Jika iya maka beruntunglah laki - laki yang berhasil mendapatkannya. Artikel ini diambil dari http://fiksi.kompasiana.com/group/prosa/2010/04/24/perawan-disarang-raksasa-kisah-dewi-trijata/

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
coompax-digital magazine