Raden Rajamala, gambar ini diambil dari http://wayangku.wordpress.com/page/21/?archives-list&archives-type=tags
RAJAMALA adalah putra angkat Resi Palasara, dari padepokan Retawu dengan Dewi Durgandini, putri Prabu Basukesti raja negara Wirata. Rajamala tercipta dari mala penyakit Dewi Durgandini/Dewi Lara Amis yang tertelan seekor ikan betina.Rajamala terjadi berbarengan dengan saudaranya yang lain, bernama; Kecaka/Kencakarupa, Upakeca/Rupakenca, Setatama, Gandawana dan Dewi Ni Yutisnawati/Rekatawati.Rajamala juga mempunyai tiga orang saudara angkat lainnya yaitu : Bagawan Abiyasa, putra Resi Palasara dengan Dewi Durgandini, Citragada dan Wicitrawiya, keduanya putra Dewi Duragandini dengan Prabu Santanu, raja negara Astina.Rajamala berwatak keras hati, berani, ingin selalu menangnya sendiri dan selalu menurutkan kata hati. |Rajamala sangat sakti, tidak bisa mati selama masih terkena air. Menurut ketentuan dewata, hanya ada lima orang satria yang dapat mengalahkan dan membunuh Rajamala, yaitu: Resi Bisma, Adipati Karna, Resi Balarama/Baladewa, Duryudana dan Bima.Rajamala akhirnya tewas dalam peperangan melawan Bima, yang waktu itu hidup menyamar dinegara Wirata dengan nama Balawa, sebagai tindakan Rajamala yang ingin menjamah Salidri nama samaran Dewi Drupadi.
________________________________________RADEN RAJAMALA
Raden Rajamala anak Begawan Palasara dari perkawinannya dengan Dewi Watari.
Raden Rajamala adalah Ksatria di Wirata pada jaman Prabu Matswapati. Ia seorang yang sakti dan tak dapat dilawan uleh siapa pun. Oleh karena ia ingin berhadapan dengan Jagalabilawa yang tak lain adalah Bratasena, anggota keluarga Pendawa nomor dua yang menyaru dengan nama itu. Maka Rajamala pun membuka gelanggang untuk bertarung dan ia sendiri mengajukan diri sebagai jago.
Jagalabilawa maju ke gelanggang untuk melawan Rajamala, tetapi tak dapat mengalahkan lawannya, karena Rajamala mempunyai sebuah kolam keramat yang adalah jadian ibunya. Setiap kali Rajamala tewas dan dimandikan air kolam itu hidup kembalilah ia.
Rahasia ini kemudian diketahui oleh Pendawa. Lalu Arjuna memasukkan anak panah wasiatnya ke dalam kolam itu. Ketika Rajamala mati dan dimasukkan ke dalam kolam, hancur luluhlah badan Rajamala.
Rajamala bermata plelengan, berhidung nyentang (mendongak) serupa haluan perahu, bermulut mrenges (mringis lebih besar), berambut terurai gimbal, berjamang dengan garuda membelakang, bersunting rajamala. Sunting yang serupa ini kemudian menjadi nama pokok, di mana bentuk sunting yang serupa itu disebut sunting rajamala dengan sekar kluwih. Bergelang, berpontoh dan berkeroncong. Berkeris hulu gana (serupa kepala orang). Berkain bentuk rapekan. Berkalung bulan sabit tiga susun.
Nama Rajamala
Untuk Surakarta (Sala), Rajarnala menjadi nama prahu kerajaan, kendaraan Sri Susuhunan di waktu banjir untuk memeriksa segenap daerah yang tergenang air.
Nama perahu Rajamala diambil dan nama wayang Rajamala, anak Begawan Palasara dan perkawinannya dengan Watari yang digambarkan berupa kepala wayang Rajamala di haluan perahu. Perahu tersebut terus disimpan di Bengawan Sala, di Langenharjo. Tetapi di musim penghujan, di kala air Bengawan meluap, didayunglah perahu ke kota untuk meninjau penderitaan orang-orang yang rumah-rumahnya dilanda banjir. Sementara itu, sebelum banjir datang, orang-orang sudah menyediakan periuk penanak nasi, air, ikan bandeng cuwik untuk dimakan kemudian, selama ada banjir.
Dulu terdapat suatu adat aneh di Sala, yakni bahwa orang bersuka ria praon, naik perahu dengan disertai gamelan, sewaktu-waktu ada banjir. Dengan lain perkataan banjir dijadikan semacam kesenangan.
Tetapi sesudah perahu tak banyak lagi digunakan, kepala Rajamala dicopot dan disimpan di dalam museum Sriwedari.
Di waktu ada Pasar Malam atau perayaan-perayaan lain, kepala Rajamala sering dipertunjukkan. Kepala perahu itu oleh banyak orang dianggap keramat, hal mana menyebabkan ia disebut Kyai Rajamala. Tetapi sebutan Kyai itu diberikan bukan karena benda tersebut keramat, melainkan karena pada umumnya segala benda kerajaan memang disebut Kyai, malahan sampai-sampai juga Kanjeng Kyai.
Kepala Rajamala sudah selayaknya kalau disebut Kanjeng Kyai, bentuk dan rupanya serem.
________________________________________
Sumber : Sejarah Wayang Purwa - Hardjowirogo - PN Balai Pustaka – 1982, (artikel ini diambil dari http://ki-demang.com/gambar_wayang/index.php?option=com_content&view=article&id=994&Itemid=1003).