Indonesian Batik Various Creativity Child Domestic Work Here, where shopping online batik products.
For reservations please call 085648934597, Traditional Batik World
Trubus Soedarsono lahir di Wates, Yogyakarta, 23 April 1926. Trubus Soedarsono adalah pelukis dan pematung yang belajar secara otodidak. Berasal dari keluarga petani di Kabupaten Wates, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Trubus tidak pernah tamat sekolah dasar. Namun demikian Trubus di kemudian hari diangkat menjadi dosen ASRI.
Pada mulanya Trubus bekerja sebagai pemberi makan kuda andong di Yogyakarta. Karena nampak berbakat melukis, Daoed Joesoef mendaftarkannya sebagai anggota sanggar SIM (Seniman Indonesia Moeda). Trubus yang berbakat terus mengembangkan kemampuan melukisnya di bawah asuhan S. Sudjojono, Affandi, Hendra Gunawan. Trubus keluar dari SIM pada tahun 1947, di saat yang sama di mana Hendra Gunawan mendirikan 'Pelukis Rakjat'. Trubus mengubur kehidupannya yang miskin dalam tema-tema lukisannya yang serba indah, seperti kembang sepatu, penari cantik, pemain piano, tafril lingkungan yang asri. Beberapa karya Trubus juga menjadi koleksi Presiden Sukarno, yaitu lukisan "Potret Wanita," "Putri Indonesia," dan patung batu berjudul "Gadis dan Kodok."
Namun karena profesi pelukis pada saat itu belum terhargai mahal, ia tetap saja miskin. Sehingga ketika pada akhir tahun 1950-an Trubus mendengar bahwa di Bilangan Cideng, Jakarta, ada studio seni lukis Tio Tek Djien ia pun bergabung. Di sini ia digaji Rp. 1000,- sehari. Potensinya yang bagus menyebabkan Trubus diimbau bergabung dengan Lekra, dengan janji Lekra akan memfasilitasi seluruh kebutuhan melukisnya. Trubus menerima tawaran itu. Trubus sempat juga menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah - DIY, mewakili fraksi Partai Komunis Indonesia (PKI). Pasca kudeta Gerakan 30 September 1965, para anggota Lekra diburu lawan politiknya. Trubus dikabarkan hilang pada tahun 1966, atau diduga mati terbunuh di Yogyakarta.