CANGIK






CANGIK

Cangik adalah seorang dayang putri kerajaan. Nama ini menurut pada ujud perempuan yang berleher panyang, kepala menjungkur dan berbadan kurus, disebut nyangik, asal dari perkataan cangik. Ia seorang perempuan tua yang ketelah, maka selalu memegang sisir untuk bersisir dan pada waktu dimainkan ia bersisir rambut.

BENTUK WAYANG

Cangik bermata kriyipan, hidung kepik, bibir panyang dibawah, dengan sebuah gigi digerang (dihitamkan), leher panyang, bahu turun (Jawa: brojol), bersanggul gede dikembangi, menggunakan kain batik slobog, badan bagian atas berkain dodot, yaitu kain pakaian perempuan di dalam istana raja, dan menggunakan gelang.

Suara Cangik kecil, melagukan suara orang yang tak bergigi. Pada waktu dimainkan, Cangik akan bertanya pada anaknya, Limbuk, akan kawin dengan laki-laki yang bagaimana macamnya. Biasanya jawaban Limbuk menjadi sindiran untuk anak-anak perawan yang menonton.

Sedjarah Wayang Purwa, terbitan Balai Pustaka juga tahun 1965. Disusun oleh Pak Hardjowirogo.

Artikel ini diambil dari http://wayangku.wordpress.com/2008/09/20/cangik/
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
coompax-digital magazine